MODUL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

19/02/13
Soal :
  1. Apa yang saudara ketahui tentang sistem pendukung keputusan? Dan bagaimana pemanfaatan dari sistem pendukung keputusan untuk manajemen dalam pengambilan keputusan (beri contoh kasus)
  2. Apa perbedaan sistem pendukung keputusan dengan sistem informasi manajemen? Adakah hubungannya antara ke-2 sistem tersebut, jelaskan?
  3. Jelaskan minimal 3 metode yang terdapat dalam pembangunan sistem pendukung keputusan?
Jawab :
  1. Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu seorang manager dalam mengambil suatu keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur. Sistem pendukung keputusan bisa juga dikatakan sebagai suatu sistem informasi yang menggunakan model-model keputusan, basisdata, dan pemikiran manajer sendiri.
Contoh kasus :
Seorang Manajer pada suatu perusahaan perdagangan ingin membuat sebuah sistem yang akan membantu dia dalam menentukan biaya operasional dalam suatu periode, lalu muncul dalam pemikirannya beberapa pertanyaan antara lain :
1. Apa yang sebenarnya akan saya dapatkan dari system tersebut ?
2. Jika biaya prototipe adalah Rp.X, apakah saya bisa menerima biaya tersebut?
Pada dasarnya dari pertanyaan itu terdapat jawaban yang memungkin para Manajer dapat menanganinya, antara lain dengan mengembangkan suatu sistem yang berbasiskan Decision Support System (DSS) ini manajer itu dapat menjawab masalah bisnisnya dengan cara membantunya dalam meningkatkan keputusan yang lebih baik dalam sisi perencanaan, komunikasi, dan melakukan pengawasan terhadap para karyawannya, serta dengan langkah ini pula seorang manajer dapat menghemat waktu dalam melakukan pekerjaannya untuk membuat suatu keputusan.
Disini juga Manajer dihadapkan pada beberapa alternative pemecahan masalah yang antara lain “ Jika prototype hanya bisa mengerjakan dua dari tiga tujuan operasional saya, pada biaya yang lebih rendah dari RpX, apakah saya akan mengunakan sistem tersebut atau mengembangkannya agar dapat memenuhi kebutuhan saya?”.
Disini dapat ditarik kesimpulan yaitu nilai dan biaya tetap dipisahkan dan tidak disamakan. Hal ini berlaku hanya jika biaya tetap dijaga. Dari studi kasus sistem pendukung keputusan ini terlihat bahwa untuk dapat melakukan impelementasi analisi nilai, dalam sebagian besar organisasi, biayanya harus dibawah Rp 20.000.
  1. Antara sistem informasi manajemen dengan sistem pendukung keputusan jelas ada perbedaannya, namun sulit untuk dilakukan identifikasi. DSS biasanya bersifat interaktif, oleh karena itu memerlukan suatu terminal dalam jaringan. Sebaliknya sistem informasi manajemen dianggap sebagai suatu sistem penghasil informasi secara periodik. Adapun hubungan antara kedua sistem tersebut yaitu pada sistem informasi manajemen merupakan dukungan pada manajemen tingkat bawah, sedangkan sistem pendukung keputusan mendukung tingkat atas.
Ditinjau berdasarkan fitur yang ada dalam ruang lingkup antara Decision Support Systems (DSS) dan Management Information Systems (MIS) yakni diantaranya:
  1. DSS dapat digunakan untuk mengawali kerja, dan masalah-masalah yang kemungkinan terjadi dan sangat tidak diharapkan kehadirannya.
  2. DSS dapat menyediakan pendukung keputusan dalam kerangka waktu yang pendek atau terbatas.
  3. DSS dapat berevolusi sebagaimana halnya pengambilan keputusan dalam mempelajari mengenai masalah-masalah yang dihadapinya.
  4. DSS dapat di kembangkan oleh para profesional yang tidak melibatkan prosesan data.
Ditinjau berdasarkan karakteristik yang ada dalam Management Information System (MIS) diantaranya yakni :
  1. Kajiannya ada pada tugas- tugasnya yang terstuktur, dimana prosedur operasi standar, peraturan-peraturan sebuah keputusan, dan alur informasinya dapat didefinisikan.
  2. Hasil utamanya adalah meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya, waktu tunggu, dan dengan mengganti karyawan klerikal.
  3. Relevansinya untuk manajer pengambilan keputusan biasanya tidak langsung di dapatkan, misalnya : dengan adanya penydiaan laporan dan akses ke data.
  1. Tiga metode yang terdapat dalam pembangunan sistem pendukung keputusan antara lain :
  1. Fuzzifikasi Dalam fuzzifikasi, system input (crisp) dari system fuzzy ditransfer ke dalam himpunan fuzzy untuk dapat digunakan dalam perhitungan nilai kebenaran dari premis pada setiap aturan dalam basis pengetahuan. Tahap ini mengambil nilai-nilai crisp untuk menentukan derajatnya. Selanjutnya nilai kebenaran dari premis dapat dihitung berdasarkan fungsi keanggotaannya. Bila terdapat lebih dari satu proposisi maka premis dari aturan dapat dihubungkan dengan operasi konjungsi (AND) dan disjungsi (OR).
  2. Inferensi diimplementasikan untuk masing-masing aturan dalam basis pengetahuan. Input untuk proses inferensi adalah nilai yang diberikan oleh premis, dan outputnya adalah suatu himpunan fuzzy. Metode yang biasa digunakan dalam proses inferensi adalah min dan product (Havinga et al, 1999). Dalam metode inferensi min, fungsi keanggotaan output dipotong pada ketinggian fungsi yang disesuaikan dengan nilai kebenaran dari premis, sedangkan pada metode inferensi product fungsi keanggotaan output diberi skala sesuai dengan nilai kebenaran dari premis.
  3. Komposisi adalah proses dimana himpunan fuzzy yang menyatakan output dari setiap aturan dikombinasikan bersama ke dalam sebuah himpunan fuzzy. Metode komposisi yang umum digunakan adalah max (maximum) dan sum. Dalam komposisi max, himpunan fuzzy untuk output ditentukan dengan mengambil titik maksimum dari semua himpunan fuzzy yang dihasilkan oleh proses inferensi untuk masing-masing aturan. Dalam komposisi sum, himpunan fuzzy untuk output ditentukan dengan mengambil penjumlahan titik dari semua himpunan fuzzy yang dihasilkan oleh proses inferensi untuk masing-masing aturan.


  SEKIAN DULU YA......By Willh N.  Amik Hass Bandung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar